Menciptakan Harmonisasi di Lingkungan Kampus

Menciptakan Harmonisasi di Lingkungan Kampus

Tahukah kamu apa itu harmonisasi? Satu kata yang terdengar manis dan sederhana namun memiliki makna yang tidak lebih sederhana dari pelafalannya. Dalam kamus KBBI harmonisasi memiliki arti pencarian keselarasan, penciptaan keharmonisan dan keserasian. Dari kamus kita dapat mengambil kesimpulan harmonisasi adalah menyeleraskan, menciptakan suasana harmoni dan serasi.

Harmonisasi adalah pencarian keselarasan. Artinya mencari sesuatu yang memiliki kesamaan, kecocokan dan tidak saling tolak menolak. Dalam lingkungan kampus untuk menciptakan harmonisasi dibutuhkan keselarasan. Sementara di kampus tidak hanya ada dua pasang mata, tapi ratusan bahkan ribuan pasang mata. Dan masalahnya, menyelaraskan tidak semudah menyatukan kepingan lego yang berserakan.

Menyatukan pemikiran, cara pandang dan minat adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan. Semua terjadi secara alamiah. Perbedaan itu pasti dan selalu hadir di tengah-tengah kerumunan sosial. Namun bukan perbedaan yang menjadi masalah. Lebih dari itu, harmonisasi tidak akan terjadi tanpa adanya interaksi. Karena ada pepatah tak kenal maka tak sayang. Bagaimana harmonisasi dapat tercipta, jika tidak ada rasa untuk saling mengenal di lingkungan kampus.

Harmonisasi di lingkungan kampus sudah pasti melibatkan dosen dan mahasiswa sebagai tokohnya. Dalam lingkup sempit harmonisasi dapat dibangun dalam ruangan kelas melalui interaksi antara dosen dan mahasiswa. Namun tak jarang harmonisasi ini gagal dibangun karena tidak selaras. Hal ini bisa saja terjadi karena komunikasi yang dibangun belum baik atau ada konflik yang menengahi.

Runtuhkan benteng yang membatasi interaksi. Runtuhkan perbedaan. Mulai untuk saling mengenal, menghargai dan jadikan perbedaan layaknya warna yang membuat hidup jadi lebih berseni. Tebarkan senyuman, suarakan salam dan sapa, jadikan kampus lebih berwarna dan berirama. Dalam harmonisasi tidak kenal perbedaan tapi menyelaraskan perbedaan. Seperti semboyan “Bhineka Tunggal Ika” berbeda-beda tapi tetap satu.

 

Harmonisasi di lingkungan kampus dapat terbentuk melalui sebuah event, acara atau pameran yang dapat menghidupkan suasana kampus. Sehingga melalui kegiatan ini dapat memberikan efek positif dalam interaksi antar mahasiswa atau mahasiswa dengan dosennya. Sebagai contoh Universitas Potensi Utama beberapa kali mengadakan pameran kesenian, seminar dan serangkaian kegiatan lainnya yang melibatkan mahasiswa.

Mahasiswa juga dapat berperan aktif dalam menciptakan harmonisasi di lingkungan kampus. Contoh halnya dalam setiap organisasi di kampus dapat saling bekerja sama, menyatukan ide kreatif untuk membuat sebuah kegiatan. Kegiatan yang memberikan pengaruh positif terkhusus untuk mahasiswa dan dapat dirasakan oleh semua penghuni kampus. Kegiatan yang tidak memandang agama, suku, status sosial, fakultas dan seperangkat perbedaan lainnya.

Dosen dapat membaur untuk memberikan dukungan dan apresiasi guna menciptakan hubungan yang baik antara dosen dan mahasiswa. Layaknya seorang anak, mahasiswa akan merasa senang jika diberikan perhatian oleh dosennya. Dan ini dapat meruntuhkan benteng yang semula menghalangi ruang gerak komunikasi di antara dosen dan mahasiswanya.

Sebenarnya menciptakan harmonisasi di lingkungan kampus tidak sesulit kita menghabiskan waktu berjam-jam menyelesaikan koding program yang rumit. Semua kembali pada masing-masing individu atau kelompok. Dapatkah menciptakan harmonisasi itu? Atau hanya duduk diam tanpa bertindak. Semua kembali pada pilihan.

Harmonisasi tidak bisa berdiri sendiri. Seperti kegelapan yang membutuhkan cahaya, dan korek api tidak bisa memberikan penerangan jika tidak ada yang meyalakan bukan? Apakah kita adalah invididu yang berpikir untuk menciptakan harmonisasi itu? Tapi berpikir saja tidak cukup. Kita harus bertindak dan mengambil peran untuk menciptakan harmonisasi itu sendiri. Sudahkah ada ide hari ini? Apa yang bisa dan akan kita lakukan?

 

 

 

Pengaruh Digital dalam Dunia Pendidikan

Pengaruh Digital dalam Dunia Pendidikan

Tahukah seberapa berkuasanya dunia digital dalam mempengaruhi pendidikan di dunia? Kita hidup di abad 20. Artinya kita berada di lingkaran teknologi modern yang tidak pernah berhenti berevolusi dan terus berotasi dengan perubahan tak terbatas. Teknologi bersifat regenerasi artinya terus terlahir dengan kelebihan dan memangkas kelemahan yang pernah ada. Dan teknologi hadir seperti virus yang menyebar dan ikut merambah dalam dunia pendidikan.

Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi (Nella Hutasoit, 2012).  Teknologi informasi dalam dunia pendidikan layaknya kebutuhan primer yang tidak bisa ditawar. Ini seiring dengan tuntutan di era modern yang memanfaatkan teknologi sebagai penunjang baik di dalam dunia pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lain-lain.

 

Fakta pada saat sekarang penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan sudah menjamur. Ini akan terlihat dari proses pembelajaran seorang tenaga pengajar akan menyampaikan pembelajaran melalui aplikasi media pembelajaran atau menggunakan proyektor sebagai media penyampaian materi. Pelajar juga akan berpikir kreatif dengan memanfaatkan teknologi internet untuk mencari informasi apa saja yang diinginkan. Tidak direpotkan dengan tumpukan buku yang harus dibaca lembar demi lembar. Karena presentasi minat baca di Indonesia berada di posisi 60 dari 61 negara, berdasarkan studi “Most Littered Nation in The World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University.

 

Dengan adanya teknologi informasi di dunia pendidikan dapat meruntuhkan jarak antara tenaga pengajar dan pelajar. Teknologi informasi menawarkan cyber teaching atau pengajaran maya, di mana proses pengajaran dilakukan melalui internet. Sekarang sudah banyak website-website yang bergerak di ranah cyber teaching. Dengan teknologi ini tidak ada lagi alasan untuk tidak belajar.

 

Pengaruh positif dari penggunaan teknologi di dalam dunia pendidikan adalah pelajar dapat belajar otodidak di luar sekolah atau kampus dengan memanfaatkan internet. Tidak jarang yang sukses dan berprestasi dengan memanfaatkan teknologi untuk menambah wawasan. Tapi penggunaan teknologi harus dalam batas wajar dan sesuai kebutuhan. Karena apa pun itu selalu ada positif dan negatifnya. Seperti magnet selalu ada kutub yang bersebrangan.

 

Dampak negatif dari penggunaan teknologi, seorang pelajar tidak lagi mau direpotkan dengan berjudul-judul buku yang harus dia baca untuk persiapan ujian. Dengan teknologi semua menjadi mudah bukan? Ya, kemudahan yang berubah menjadi boomerang. Melahirkan mindset pelajar lebih baik mencotek di internet dibandingkan berlelah-lelah membaca buku. Dan mayoritas penghuni kelas lebih sering menatap gadgetnya daripada mendengarkan penjelasan guru atau dosennya.

 

Dalam menanggapi teknologi yang terus berkembang pesat seharusnya kita dapat bersikap bijak. Gunakan teknologi sesuai porsi dan kebutuhan. Tidak berlebihan dan juga tidak ketinggalan informasi. Layaknya minum obat, haruslah sesuai takaran yang dianjurkan. Apalagi dalam dunia pendidikan di mana teknologi sangat banyak memberikan manfaat. Kita bukan lagi  pelajar tahun 90-an ke bawah, di mana untuk mencari informasi harus berburu buku dahulu. Maka, jadilah bijak sebagai pelajar. Boleh memanfaatkan teknologi, tapi jangan dibodohi teknologi.

 

Dengan seiring perkembangan teknologi, instansi pendidikan juga memberikan wadah bagi pelajarnya untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak. Contohnya pada Universitas Potensi Utama. Universitas ini memberikan tempat bagi mahasiswanya untuk mendalami teknologi dan ilmu komputer melalui klub-klub yang menunjang kemampuan belajar mahasiswa. Universitas Potensi Utama juga mendukung mahasiswanya yang ingin berperan aktif dalam ajang kompetisi atau perlombaan. Hal ini dapat memicu keinginan mahasiswa untuk mengudarakan kemampuannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aku adalah pendosa

Aku adalah pendosa

Seberapa sering kau bertaubat? Seberapa sering kau mengulangi kekhilafan yang sama. Terus seperti itu, seperti ombak yang terus menerus datang tanpa jeda. Kau ingin hijrahmu bukan sekadar terlihat oleh pandangan mata. Lebih dari itu, kau ingin hijrahmu tertanam di hati yang terdalam, tak terlihat oleh mata. Ingin sebenar-benarnya hijrah namun tak bisa istiqomah. Istiqomah?

Istiqomah, Ustadz Syafiq Riza Basalamah mengatakan, “Istiqomah itu meneruskan apa yang harus dilakukan, meninggalkan apa yang seharusnya ditinggalkan.”

Arti Istiqomah tidak sesederhana kata ‘Istiqomah’nya atau cara pelafalannya. Karena Istiqomah sebenarnya adalah jiwa yang benar-benar melakukan apa yang Allah suka dan meninggalkan apa yang Allah tidak suka. Tapi masalahnya hati manusia itu mudah bolak-balik. Paginya taat, malamnya kufur.

Rasulullah ﷺ bersabda :

“Sesungguhnya hati anak cucu Adam lebih cepat perubahannya dari panci yang berisi air mendidih.” (HR. Ahmad)

Aku adalah pendosa. Kita adalah pendosa. Tidak ada yang bisa menjamin kalau aku, kamu atau mereka terbebas dari dosa. Tapi selalu ada pintu taubat yang terbuka, bukan? Tidak ada yang mustahil bagi Allah untuk hambaNya jika Dia berkata Kun, maka jadilah. Tidak ada yang mustahil bagi pendosa untuk meraih hidayahNya, begitu juga SurgaNya yang indah.

Aku ingin bertanya. Apakah kalian pernah atau sering merasakan ketika sholat Allah menegurmu, menunjukkan kelalaianmu?

Dan kau dengan berselimut air mata menyadari bahwa Allah masih sayang padamu, masih mau menegurmu yang lalai dan lupa, masih memberikan tetesan hidayah, masih merengkuhmu, masih memberi petunjuk di saat kau kehilangan arah dan masih banyak nikmat yang Allah berikan jika kita selalu dan setiap waktu memikirkannya.

Apa arti hidup jika tanpa hidayah?

Apa arti hidup jika tanpa cinta dari Allah?

Apalah arti dunia yang selalu membuat kita lalai?

Sejenak kita renungi …

Apakah ingin menjadi hamba yang sesat atau terarah dengan jalanNya?

“Dan memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberikan kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang  yang mempunyai akal sehat.” (QS Al Baqarah : 269)

“Barang siapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka dijadikannya Faqih (kefahaman yang mendalam)  terhadap ilmu agama.”  (HR. Bukhari – Muslim)

 

by me : Tarii

2 Juni 2017

 

Tulisan ini sebagai motivasi untuk penulis sendiri dan semoga bermanfaat untuk pembaca. Mari kita sama-sama menjadi baik.