Tarik Ulur Waktu

Kau tahu benar jika waktu tidak pernah kembali.

Seperti embusan angin satu detik lalu yang menyentuh kulitmu sekilas.

Jika pun ia kembali menghampiri, tidak akan berwujud sama.

Serpihan waktu itu tanpa kesia-siaan dan lalai yang terbuang. Rumah waktu tanpa kekosongan cerita apalagi cahaya.

Kau tertawa getir. Menatap diri pada cermin yang diam. Kau bergumam, inikah aku sekarang?

Kau ingin berdiri pada pijakan yang tepat. Tidak goyah pada pijakan yang rusak.

Namun …

Langkah kakimu masih jalan di tempat.

Menghitung jarak.

Menghitung seberapa jauh kau dapat menembus waktu yang tersisa.